Dunia Begitu Kecil

Posted by Kabar Sehat 05 Agustus 2010 3 komentar

Siang itu, terik matahari benar-benar menyengat kulit tubuhku. Dengan menunggangi sepeda motor aku pulang menyusuri jalan di tepian kota kecilku. Setelah sejak pagi berpidato di sekolah, rasa penat dan kantuk membuat aku tak sabar untuk segera pulang. Sesampainya di rumah dan belum sempat aku membuka pintu, tiba-tiba raungan dering ponselku memecah kesunyian. "hmhmm…nomor baru, malas ahhh!!!" pikirku seraya memarkir motor disamping rumah.

Namun deringan itu tak kunjung berhenti, bagaikan tangisan bayi yang merengek-rengek. "Hallo!!!..Dengan siapa ya?" tanyaku sembari membuka pintu rumah. "Salamu'alaikum. Ini Arifin ya? Ingat Riswan teman kamu di Awaya dulu gak? Satu diantara dua anak yang terkecil di kelas kita dulu." Cerca suara dari dalam ponselku. Masih dalam kebingungan dan menggenggam ponsel yang aku tempelkan di telinga kiri, aku coba meneguk segelas air putih.

Sedikit demi sedikit aku tersadarkan jika sedang berbicara dengan teman lama, teman dimasa kecilku. Dan suasana semakin jelas ketika si Suara dalam ponsel menyebutkan sejumlah nama temanku sewaktu di Awaya, Ambon-Maluku. "Owh kamu Riswan ya? Kok bisa tahu nomer ponsel aku? Dimana kamu sekarang?" Aku balik mencercanya dengan pertanyaan. Dan obrolan pelepas kerinduan pun tak terelakkan, berlanjut hingga kumandang adzan Ashar bersahutan.

Usai obrolan via telepon itu, Riswan kemudian mengirimi aku nomer ponsel teman-teman lamaku. Diantaranya adalah Morina T.P, gadis cerdas yang menjadi pesaingku dalam urusan akademik kala dibangku sekolah dulu. Ada juga Kurniawati, putri dari seorang montir perusahaan yang sering aku tumpangi mobilnya sepulang sekolah. Selanjutnya Irma, teman semasa SD yang banyak membantuku. Selain itu ada Rosa Silalahi, Willem Wemay dan Roy. Sungguh pertemuan yang mengharukan meski sekedar dengar suara.

Mulai saat itulah, kini aku dapat bersua kembali dengan teman-teman masa kecilku. Teman-teman yang telah mengukir keceriaan hidupku tempo doeloe di tanah rantau, dan mendorong aku berani menjadi dewasa seperti sekarang ini. Waktu yang berlalu 10 tahun silam seakan kini terulang kembali. Meski banyak hal yang telah berubah, namun keriangan itu tiada sirna oleh bergantinya waktu.

Ada hal yang mesti aku renungkan, amanah yang tersirat dari peristiwa ini. Tentu bukan sekedar terjalinnya kembali silaturahim sekelompok bocah dari tepian pulau Seram itu. Oleh karena itu sobat, mari merajuk kembali indahnya kebersamaan kita tempo doeloe dalam menapaki sisa usia ini.

Mungkin ini saatnya kita saling memberi nasehat dan dinasehati sebagaimana ketika kecil dulu, demi mencapai keselamatan dunia dan akhirat. Sesungguhnya diantara kita telah tertanam ikatan emosi yang terbentuk oleh kerasnya tanah rantauan. (Memory on August 2nd, 2010).
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA
Judul: Dunia Begitu Kecil
Ditulis oleh Kabar Sehat
Rating Blog 1 dari 100
Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini, harap menyertakan link dofollow ke http://abuzaini.blogspot.com/2010/08/backstreet.html. Sekali lagi, terima kasih sudah meluangkan waktu membaca artikel ini.

3 komentar:

Nurcahyani An-nisaa' mengatakan...

terinspirasi banged sama cerita kk nich,
meskipun umur terus bertambah tak ada salahnya untuk kita tidak melupakan sewaktu tempo dulu :D

Zen mengatakan...

Hehe...secuil kisah nyata dan Alhamdulillah tokoh-tokoh dalam cerita diatas masih hidup semua.

Nurcahyani An-nisaa' mengatakan...

alhamdulillah :)
sudah reunian belum? lebih seru kayaknya kak. ck

Posting Komentar

Tutorial terpopuler yang sering dikunjungi :

TEMPLATE CREDIT:
Tempat Belajar SEO Gratis. Original design by Bamz | Copyright of IQRO MEDIA.